Teknologi modern ternyata juga bisa menyatu dalam karya seni dan memberikan nilai artistik. Tidak melulu harus menggunakan bahan yang monoton sebagaimana seni lukis tak harus selalu dilakukan di atas kanvas. Di sinilah kemudian kinetic art berkembang hingga masuk ke tanah air.
Kinetic Art atau dikenal juga dengan nama seni kinetik merupakan jenis aliran karya seni rupa yang melibatkan ‘gerakan’ dalam kombinasinya dengan dengan pemanfaatan teknologi, baik secara mekanis maupun elektronik. Meskipun belum begitu populer di masyarakat, kinetic art memiliki potensi yang cukup besar untuk dapat menarik perhatian masyarakat awam, pengamat seni serta para pelaku seni itu sendiri. Dan di Indonesia, kinetic art mendapat ruang yang cukup kondusif untuk berkembang dan karena banyak seniman-seniman kreatif nusantara yang aktif merilis karya-karya inovatifnya.
Di Indonesia, perkembangan kinetic art tak lepas dari peran Edwin Rahardjo sebagai seniman. Walau bukan seniman pertama, namun karya-karya utamanya begitu dikenal dan memberi pengaruh kinetic art secara dominan. Apalagi dengan dibangunnya Edwin’s Gallery, Indonesian Contemporary Art Gallery yang bertujuan sebagai wadah berkembangnya aliran kinetic art dan jenis-jenis seni kontemporer lainnya.
Upaya mengembangkan seni kontemporer ini dilakukan melalui gelar pameran-pameran kinetic art, yang menyajikan berbagai karya kinetic art dari para perupa baik lokal seperti Heri Dono, Rudi Hendrianto, Bagus Pandega, serta Edwin Rahardjo sendiri maupun perupa internasional seperti Bob Potts, Piotr, dan masih banyak lagi.